Kamis, 03 Februari 2011

PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN PRODUK KELAPA SAWIT


Hasil terpenting dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit yang diperoleh dari ekstraksi daging buah (pericarp). Hasil lain yang tidak kalah pentingnya adalah minyak inti sawit atau kernel yang juga diperoleh dengan cara ekstraksi.

Pertama tandan buah diletakkan di piringan. Buah yang lepas disatukan dan dipisahkan dari tandan. Kemudian tandan buah dibawa ke Tempat Pengumpulan Buah (TPH) dengan truk tanpa ditunda. Di TPH tandan diatur berbaris 5 atau 10. Buah kelapa sawit harus segera diangkut ke pabrik untuk segera diolah. Penyimpanan menyebabkan kadar asam lemak bebas tinggi. Pengolahan dilakukan paling lambat 8 jam setelah panen.

Di pabrik buah akan direbus, dimasukkan ke mesin pelepas buah, dilumatkan didalam digester, dipres dengan mesin untuk mengeluarkan minyak dan dimurnikan. Sisa pengepresan berupa ampas dikeringkan untuk memisahkan biji dan sabut. Biji dikeringkan dan dipecahkan agar inti (kernel) terpisah dari cangkangnya.


Gambar 7. Pabrik Kelapa Sawit


Tahapan dari pengolahan buah kelapa sawit adalah sebagai berikut:

1. Perebusan (sterilisasi) TBS

TBS yang masuk ke dalam pabrik selanjutnya direbus di dalam sterilizer. Buah direbus dengan tekanan 2,5-3 atm dan suhu 130 oC selama 50-60 menit. Tujuan perebusan TBS adalah:
- Menonaktifkan enzim Lipase yang dapat menstimulir pembentukan free fatty acid
- Membekukan protein globulin sehingga minyak mudah dipisahkan dari air
- Mempermudah perontokan buah
- Melunakkan buah sehingga mudah diekstraksi

2. Perontokan Buah

Dalam tahap ini buah selanjutnya dipisahkan dari tandannya dengan menggunakan mesin thresher. Tandan kosong disalurkan ke tempat pembakaran atau digunakan sebagai bahan pupuk organik. Sedangkan buah yang telah dirontokkan selanjutnya dibawa ke mesin pelumatan. Selama proses perontokan buah, minyak dan kernel yang terbuang sekitar 0.03%.

3. Pelumatan Buah

Proses pelumatan buah adalah dengan memotong dan mencacah buah di dalam steam jacket yang dilengkapi dengan pisau berputar. Suhu di dalam steam jacket sekitar 85-90 oC. Tujuan dari pelumatan buah adalah :

- Menurunkan kekentalan minyak
- Membebaskan sel-sel yang mengandung minyak dari serat buah
- Menghancurkan dinding sel buah sampai terbentuk pulp

4. Pengempaan (ekstraksi minyak sawit)

Proses pengempaan bertujuan untuk membantu mengeluarkan minyak dan melarutkan sisa-sisa minyak yang terdapat di dalam ampas. Proses pengempaan dilakukan dengan melakukan penekanan dan pemerasan pulp yang dicampur dengan air yang bersuhu 95 oC. Selain itu proses ekstraksi minyak kelapa sawit dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi, bahan pelarut dan tekanan hidrolis.

5. Pemurnian (klarifikasi minyak)

Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari mesin ekstraksi minyak sawit umumnya masih mengandung kotoran berupa tempurung, serabut dan air sekitar 40-45% air. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian minyak kelapa sawit. Persentase minyak sawit yang dihasilkan dalam proses pemurnian ini sekitar 21%.

Proses pemurnian minyak kelapa sawit terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

a. Pemurnian minyak di dalam tangki pemisah (clarification tank)
Prinsip dari proses pemurnian minyak di tangki pemisah adalah melakukan pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari air.
b. Sentrifusi minyak
Dalam tahap ini minyak dimurnikan dari berbagai macam kotoran yang lebih halus lagi. Hasil akhir dari proses sentrifusi ini adalah minyak dengan kadar kotoran kurang dari 0,01%.
c. Pengeringan hampa
Dalam tahap ini kadar air minyak diturunkan sampai 0,1%. Proses pengeringan hampa dilakukan dalam kondisi suhu 95 oC dan tekanan –75 cmHg.
d. Pemurnian minyak di dalam tangki lumpur
Proses pemurnian di dalam tangki lumpur bertujuan untuk memisahkan minyak dari lumpur.
e. Strainer
Dalam tahap ini minyak dimurnikan dari sampah-sampah halus.
f. Pre Cleaner
Proses pre cleaner bertujuan untuk memisahkan pasir-pasir halus dari slude.
g. Sentrifusi lumpur
Dalam tahap ini minyak dimurnikan kembali dari air dan kotoran. Prinsip yang digunakan adalah dengan memisahkan bahan berdasarkan berat jenis masing-masing bahan.
h. Sentrifusi Pemurnian minyak
Tahap ini hampir sama dengan sentrifusi lumpur, hanya putaran sentrifusi lebih cepat.
i. Pengeringan minyak
Dalam proses pengeringan minyak kadar air yang terkandung di dalam minyak diturunkan. Proses ini berlangsung dalam tekanan -75 cmHg dan suhu 95 oC.

6. Pemisahan Biji Dengan Serabut (Depeicarping)

Ampas buah yang masih mengandung serabut dan biji diaduk dan dipanaskan sampai keduanya terpisah. Selanjutnya dilakukan pemisahan secara pneumatis. Serabut selanjutnya dibawa ke boiler, sedangkan biji disalurkan ke dalam nut cleaning atau polishing drum. Tujuannya adalah agar biji bersih dan seragam.

7. Pengeringan Dan Pemisahan Inti Sawit Dari Cangkang

Setelah dipisahkan dari serabut selanjutnya biji dikeringkan di dalam silo dengan suhu 56 oC selama 12-16 jam. Kadar air biji diturunkan sampai 16%. Proses pengeringan mengakibatkan inti sawit menyusut sehingga mudah untuk dipisahkan. Untuk memisahkan inti sawit dari tempurungnya digunakan alat hydrocyclone separator. Setelah terpisah dari tempurungnya inti sawit selanjutnya dicuci sampai bersih. Proses selanjutnya inti dikeringkan sehingga kadar airnya tinggal 7,5%. Proses pengeringan dilakukan dalam suhu di atas 90 oC. 

Sumber : http://sawitkalbar.blogspot.com/2009/01/pasca-panen-dan-pengolahan-produk.html 

PANEN DAN PERKIRAAN PRODUKSI


A. PANEN

Kelapa sawit berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan buahnya masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Suatu areal sudah dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Ciri-ciri lain yang digunakan adalah apabila sebagian buah sudah membrondol (jatuh di piringan) secara alamiah dan bobot rata-rata tandan sudah mencapai 3 kg.

Kriteria panen yang diharapkan adalah bila tingkat kematangan buah sudah mencapai fraksi kematangan 1–3 dimana persentase buah luar yang jatuh sekitar 12,5 %-75 %. Ada dua jenis sistem panen, yaitu sistem giring dan sistem tetap.

Gambar 6. Truk-truk mengangkut hasil panen


Cara Panen

Buah dari pohon yang masih rendah diambil dengan dodos sedangkan untuk pohon yang tinggi diambil dengan agrek (arit bergagang bamboo panjang). Cara panen adalah:
a) tandan matang harus dipanen semuanya dengan kriteria 25-75% buah luar memberondol atau kurang matang dengan 12,5-25% buah luar memberondol
b) potong pelepah daun yang menyangga buah
c) tandan buah dipotong dengan dodos/agrek di dekat pangkalnya
d) beri tanda di tempat bekas potongan yang berisi nama pemanen dan tanggal panen
e) tumpuk pelepah daun yang dipotong secara teratur di gawangan (ruang kosong di antara barisan tanaman) dengan cara ditelungkupkan.

Panen dilakukan 5 hari dalam seminggu, 2 hari sisa untuk pemeliharaan alat.

B. PERKIRAAN PRODUKSI

Tingkat produksi dipengaruhi kualitas tanaman, kesuburan tanah, keadaan iklim, umur tanaman, pemeliharaan tanaman dan serangan hama-penyakit.

Sebagai contoh, tingkat produksi kelapa sawit jenis Dura dapat dilihat berikut ini :

a) Umur tanaman 4 tahun; hasil minyak=500 kg/ha, hasil inti=100 kg/ha
b) Umur tanaman 5 tahun; hasil minyak=740 kg/ha, hasil inti=150 kg/ha
c) Umur tanaman 6 tahun; hasil minyak=1.000 kg/ha, hasil inti=200 kg/ha
d) Umur tanaman 7 tahun; hasil minyak=1.300 kg/ha, hasil inti=260 kg/ha
e) Umur tanaman 8 tahun; hasil minyak=1.600 kg/ha, hasil inti=320 kg/ha
f) Umur tanaman 9 tahun; hasil minyak=1.900 kg/ha, hasil inti=380 kg/ha
g) Umur tanaman 10 tahun; hasil minyak=2.000 kg/ha, hasil inti=400 kg/ha
h) Umur tanaman 11 tahun; hasil minyak=2.200 kg/ha, hasil inti=440 kg/ha
i) Umur tanaman 12 tahun; hasil minyak=2.250 kg/ha, hasil inti=450 kg/ha

Hasil tersebut masih dibawah standard produksi minyak kelapa sawit di Asia Tenggara yang rata-rata 5 ton/ha dan di Malaysia yang dapat mencapai 6-8 ton/ha. 

Sumber : http://sawitkalbar.blogspot.com/2009/01/panen-dan-perkiraan-produksi.html 

PRODUK DAN STANDARISASI KELAPA SAWIT

A. PRODUK


Beberapa produk dari kelapa sawit yang umum diperdagangkan adalah :

a. Minyak Sawit Kasar atau Crude Palm Oil (CPO)
Berupa minyak yang agak kental berwarna kuning jingga kemerah-merahan. CPO mengandung asam lemak bebas (EFA) 5% dan mengandung banyak Carolene atau pro vitamin E (800-900 ppm).

Titik lunak berkisar antara 33-34 °C.

b. Minyak Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel (PKO)
Berupa minyak putih kekuning-kuningan yang diperoleh dari proses ekstraksi inti buah tanaman kelapa sawit. Kandungan asam lemak sekitar 5 %.

c. Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel
Merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya serta selanjutnya dikeringkan. Kandungan minyak yang terkandung di dalam inti sekitar 50 % dan kadar FFA-nya sekitar 5 %.

d. Bungkil Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel Cake
Bungkil inti kelapa sawit merupakan daging inti kelapa sawit yang telah diambil minyaknya. Minyak dihasilkan melalui proses pemerasan mekanis atau proses ekstraksi dengan pelarut yang lazim dipergunakan. Bungkil mengandung sekitar 2 % minyak.

e. Pretreated Palm Oil
Pretreated palm oil merupakan minyak yang diperoleh dari proses deguming dan prebleaching untuk persiapan “physical refining” minyak daging buah. Kadar FFA pretreated palm oil sekitar 5 %. Nilai titik lunaknya adalah 33-39 °C.



f. Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBD Palm Oil)
RBD palm oil merupakan minyak kelapa sawit yang telah mengalami proses refinasi lengkap. RBD mengandung FFA 0,15 % yang berwarna kuning kejingga-jinggaan dengan titik lunak antara 30-39 °C. RBD Palm Oil hanya digolongkan dalam satu jenis mutu.

g. Crude Palm Fatty Acid
Adalah asam lemak yang diperoleh sebagai hasil sampingan dari refinasi lengkap CPO dan fraksi-fraksinya, kandungan asam lemak bebasnya mencapai 89 %.

h. Crude Palm Oil
Berupa minyak yang berwarna merah sampai jingga. Minyak ini diperoleh dari fraksinasi CPO dengan kadar FFA 5 %. Nilai titik lunak CPO maksimum 24 °C.

g. Preteated Palm Olein
Adalah minyak yang diperoleh dari proses deguming dan prebleaching untuk persiapan “physical refining” fraksi cair CPO. Pretreated palm olein berwarna merah kekuning-kuningan dan memiliki kadar FFA sebesar 5%. Nilai titik lunaknya adalah 24 °C.

h. RBD Palm Olein
Adalah minyak yang berwarna kekuning-kuningan. RBD palm olein diperoleh dari CPO yang telah mengalami refinasi lengkap. Kadar FFA-nya sekitar 0,15 % dan titik lunak maksimumnya adalah 24 °C.

i. Crude Palm Stearin
Crude palm stearin merupakan lemak berwarna kuning sampai jingga kemerah-merahan yang diperoleh dari proses fraksinasi CPO. Crude palm stearin memiliki kadar FFA sebesar 5 % dan nilai titik lunak sekitar 48 °C.

j. Pretreated Palm Stearin
Pretreated palm stearin adalah lemak yang diperoleh dari proses degumming dan prebleaching untuk persiapan “physical refining” fraksi padat CPO. Pretreated palm stearin memiliki kandungan FFA sebesar 5 % dan nilai titik lunak 48 °C.

k. RDB Palm Stearin
Adalah fraksi lemak yang berasal dari CPO yang telah mengalami refinasi lengkap. RBD palm stearin memiliki kadar FFA sebesar 0,2 %. Nilai titik lunaknya sama dengan Crude Palm Stearin, hanya warnanya lebih kuning.

l. Palm Acid Oil
Palm acid oil adalah asam lemak yang berasal dari CPO yang telah mengalami proses netralisasi dengan soda kaustik dan dilanjutkan dengan proses pengasaman dengan asam sulfat. Palm acid oil memiliki kandungan FFA sebesar 50 % dengan total kadar lemak maksimum 95 %.

m. Crude Palm Kernel Fatty Acid
Crude palm fatty acid adalah asam lemak yang diperoleh sebagai hasil sampingan dari refinasi lengkap minyak inti sawit (PKO) dan fraksi-fraksinya. Kadar FFA-nya minimum 70 %.

Dari produk-produk tersebut yang memegang peranan penting dalam perdagangan dunia adalah minyak sawit, minyak inti sawit dan beberapa produk olahan lanjutan dari minyak sawit antara lain Olein, Stearin, Fatty Acid dan sebagainya.


Gambar 8. Salah satu hasil pengolahan Kelapa Sawit





B. STANDAR PRODUK

Standar produksi ini meliputi: klasifikasi dan standar mutu, cara pengujian, pengambilan contoh dan cara pengemasan.

Standar Mutu
Standar mutu inti kelapa sawit di Indonesia tercantum di dalam Standar Produksi SP 10-1975.

Klasifikasi
Inti kelapa sawit digolongkan dalam satu jenis mutu dengan nama “Sumatra Palm Kernel”. Adapun syarat mutu inti kelapa sawait adalah sebagai berikut:

a) Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975
b) Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SP-SMP-7-1975
c) Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SP-SMP-31-19975
d) Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SP-SMP-31-1975

Produksi minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk.

Kelapa sawit dengan mutu prima (SQ, Special Quality) seperti yang dihasilkan Malaysia mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2% pada saat pengapalan. Kualitas standard minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5% FFA.

Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendeman minyak 22,1-22,2% (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1.7-2.1% (terendah).

Pengambilan Contoh

Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung dengan maksimum 30 karung tiap partai barang, kemudian tiap karung diambil contoh maksimum 1 kg. Contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur dan dari campuran tersebut diambil 1 kg untuk dianalisa.

Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih labih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.

Pengemasan

j) Cara pengemasan: inti kelapa sawit dikemas dalam karung goni kuat, bersih, kering dan kuat dengan berat bersih tiap karung adalah 50 kg sampai 80 kg dan dijahit menyilang pada ujung karungnya atau dikapalkan secara “bulk”.
k) Pemberian merek: nama barang, jenis mutu, identitas penjual, produce of Indonesia, berat bersih, nomor karung, identitas pembeli, pelabuhan/negara tujuan.
Sumber : http://sawitkalbar.blogspot.com/2009/01/produk-dan-standarisasi.html

SELUK BELUK KELAPA SAWIT

PEMUPUKAN

Tujuan dari pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif. Sedangkan pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) diarahkan untuk produksi buah. Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk secara merata di dalam piringan.


Gambar . Pemupukan Kelapa Sawit


A. PERANAN UNSUR HARA
Nitrogen

• Penyusunan protein, klorofil dan berperanan terhadap fotosintesa
• Kekurangan Nitrogen menyebabkan daun berwarna kuning pucat dan menghambat pertumbuhan.
• Kelebihan Nitrogen menyebabkan daun lemah dan rentan terhadap penyakit/hama, kekahatan Boron, White Stripe dan berkurangnya buah jadi.

Defisiensi N

• Defisiensi N - drainase buruk
• Defisiensi Cu - ujung daun kering
• Penyebab defisiensi Nitrogen : Terhambatnya mineralisasi Nitrogen, aplikasi bahan organik dengan C/N tinggi, gulma, akar tidak berkembang, pemupukan Nitrogen tidak efektif.
• Upaya : Aplikasi secara merata di piringan,Tambah Urea pada tanaman kelapa sawit, aplikasi Nitrogen pada kondisi tanah lembab, kendalikan gulma.

Phosphor

• Penyusun ADP/ATP, memperkuat batang dan merangsang perkembangan akar serta memperbaiki mutu buah
• Kekurangan P sulit dikenali, menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, pelepah memendek dan batang meruncing.
• Indikasi kekurangan P : Daun alang-alang berwarna ungu, LCC sulit tumbuh dengan bintil akar yang sedikit.
• Penyebab defisiensi P : P tanah rendah ( < 15 ppm ), Top Soil tererosi, kurangnya pupuk P dan kemasaman tanah tinggi.
• Upaya : Aplikasi P dipinggir piringan/gawangan, kurangi erosi, tingkatkan status P tanah, dan perbaiki kemasaman tanah.

Kalium

• Aktifitas stomata, aktifitas enzim dan sintesa minyak. Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit serta jumlah dan ukuran tandan.
• Kekurangan K menyebabkan bercak kuning/transparan, white stripe, daun tua kering dan mati.
• Kekurangan K berasosiasi dengan munculnya penyakit seperti Ganoderma.
• Kelebihan K merangsang gejala kekurangan B sehingga rasio minyak terhadap tandan menurun.
• Penyebab kekurangan K : K didalam tanah rendah, kurangnya pupuk K, kemasaman tanah tinggi dengan kemampuan tukar kation rendah.
• Upaya : Aplikasi K yang cukup, aplikasi tandan kelapa sawit, perbaiki kemampuan tukar kation tanah dan aplikasi pupuk K pada pinggir piringan.




Defisiensi K - Bercak oranye (Confluent Orange Spotting)

Magnesium ( Mg )

• Penyusun klorofil, dan berperanan dalam respirasi tanaman, maupun pengaktifan enzim.
• Kekurangan Mg menyebabkan daun tua berwarna hijau kekuningan pada sisi yang terkena sinar matahari, kuning kecoklatan lalu kering.
• Penyebab defisiensi Mg : Rendahnya Mg didalam tanah, kurangnya aplikasi Mg, ketidak seimbangan Mg dengan kation lain, curah hujan tinggi ( > 3.500 mm/tahun ), tekstur pasir dengan top soil tipis.
• Upaya : Rasio Ca/Mg dan Mg/K tanah agar tidak melebihi 5 dan 1,2, aplikasi tandan kelapa sawit, gunakan Dolomit jika kemasaman tinggi, pupuk ditabur pada pinggir piringan.

Defisiensi Mg - Sisi daun yang terkena sinar matahari menguning.

• Defisiensi Cu - Ujung anak daun nekrosis
• Tumbuh kerdilTembaga ( Cu )
• Pembentukan klorofil dan katalisator proses fisiologi tanaman.
• Kekurangan Cu menyebabkan Mid Crown Clorosis (MCC) atau Peat Yellow.
• Jaringan klorosis hijau pucat - kekuningan muncul ditengah anak daun muda. Bercak kuning berkembang diantarajaringan klorosis. Daun pendek, kuning pucat kemudian mati.
• Penyebab defisiensi Cu : Rendahnya Cu didalam tanah gambut atau pasir, tingginya aplikasi Mg, aplikasi N dan P tanpa K yang cukup.
• Upaya : Perbaiki rendahnya K tanah, basahi tajuk dengan 200 ppm Cu SO4.

Boron

• Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan protein.
• Kekurangan Boron menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh dan berwarna hijau gelap, daun yang baru tumbuh memendek sehingga bagian atas tanaman terlihat merata.
• Penyebab defisiensi Boron : Rendahnya B tanah, tingginya aplikasi N, K dan Ca.
• Upaya : Aplikasi 0,1 - 0,2 kg/pohon/tahun pada pangkal batang.

Pelepah memendek, Malformasi anak daun, Daun mengkerut

B. JENIS DAN SIFAT PUPUK

Sumber Hara
1. Tanah
2. Residu tanaman : Pelepah, Tandan Kelapa Sawit, Abu janjang, Limbah cair dan kacangan penutup tanah.
3. Pupuk An-Organik : Tunggal, Campur, Majemuk, Majemuk khusus

Pupuk An-Organik
1. Pupuk tunggal : Mengandung satu hara utama, tidak terlalu mahal per kg hara, mahal dibiaya kerja, mudah diberikan sesuai rekomendasi.
2. Pupuk Campur : Campuran beberapa pupuk tunggal secara manual, sekali aplikasi, tidak semua pupuk dapat dicampur, keseragaman campuran beragam, sulit untuk diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
3. Pupuk Majemuk : Satu formulasi mengandung beberapa hara utama, harga per kg hara mahal, sekali aplikasi, mudah disimpan, biaya aplikasi murah, sulit diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
4. Pupuk Majemuk Khusus : Pupuk majemuk yang dibuat secara khusus, seperti dalam bentuk tablet atau pelet. Harga per satuan hara lebih mahal dibandingkan pupuk lainnya, efektivitas masih perlu diuji.

Sifat Pupuk
Sifat pupuk sangat beragam sehingga pemilihan pupuk hendaknya mengacu pada Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang telah ada..
C. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

• Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah, kondisi penutup tanah, kondisi visual tanaman.
• Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan jadual, umur tanaman.
• Pada waktu satu bulan, ZA ditebar dari pangkal batang hingga 30 – 40 Cm.
• Setelah itu ZA, Rock Phosphate, MOP dan Kieserit ditaburkan merata hingga batas lebar tajuk.
• Boron ditebarkan diketiak pelepah daun
• ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam selang waktuyang berdekatan.
• Rock Phosphate tidak boleh dicampur dengan ZA. Rock Phosphate dianjurkan diberikan lebih dulu dibanding pupuk lainnya jika curah hujan > 60 mm.
• Jarak waktu pemberian Rock Phosphate dengan ZA minimal 2 minggu.
• Pupuk MOP tidak dapat diganti dengan Abu Janjang Kelapa Sawit.


Standar Dosis Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pada Tanah Gambut :

Umur (Bulan)* Dosis Pupuk (gram/pohon)
Urea RP MOP (KCl) Dolomit HGF-B CuSO4
Lubang tanaman - - - - - 25
3 100 150 200 100 - -
6 150 150 250 100 - -
9 150 200 250 150 25 -
12 200 300 300 150 - -
16 250 300 300 200 25 -
20 300 300 350 250 - -
24 350 300 350 300 50 -
28 350 450 450 350 50 -
32 450 450 500 350 - -
*) Setelah tanam dilapangan

Standar Dosis Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pada Tanah Mineral :

Umur (Bulan)* Dosis Pupuk (gram/pohon)
Urea TSP MOP (KCl) Kieserite HGF-B RP
Lubang tanaman - - - - - 500
1 100 - - - - -
3 250 100 150 100 - -
5 250 100 150 100 - -
8 250 200 350 250 20 -
12 500 200 350 250 - -
16 500 200 500 500 30 -
20 500 200 500 500 - -
24 500 200 750 500 50 -
28 750 300 1.000 750 - -
32 750 300 1.000 750 - -
*) Setelah tanam di lapangan


D. Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM)

• Sasaran pemupukan : 4 T ( Tepat jenis, dosis, waktu dan metode)
• Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, hasil analisa daun, jenis tanah, produksi tanaman, hasil percobaan dan kondisi visual tanaman.
• Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan sebaran curah hujan.

Standar Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan ( TM ) Pada Tanah Gambut :


Kelompok Umur (Tahun) Dosis Pupuk (kg/pohon/thn)
Urea RP MOP(KCl) Dolomit Jumlah
3 – 8 2,00 1,75 1,50 1,50 6,75
9 – 13 2,50 2,75 2,25 2,00 9,50
14 – 20 1,50 2,25 2,00 2,00 8,00
21 – 25 1,50 1,50 1,25 1,50 5,75


Standar Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan (T M ) Pada Tanah Mineral :


Kelompok Umur (Tahun) Dosis Pupuk (kg/pohon/thn)
Urea SP-36 MOP(KCl) Kieserite Jumlah
3 – 8 2,00 1,50 1,50 1,00 6,00
9 – 13 2,75 2,25 2,25 1,50 8,75
14 – 20 2,50 2,00 2,00 1,50 7,75
21 – 25 1,75 1,25 1,25 1,00 5,25

E. Unsur Hara Yang Diambil Oleh Tanaman

Jumlah Unsur Hara yang diangkut oleh tanaman Kelapa Sawit dari dalam tanah per Ha/tahun.
Komponen Jumlah unsure Hara (kg/ha/thn)
N P K Mg Ca
Pertumbuhan Vegetatif 40,9 3,1 55,7 11,5 13,8
Pelepah Daun yang ditunas 67,2 8,9 86,2 22,4 61,6
Produksi TBS (25 ton/ha) 73,2 11,6 93,4 20,8 19,5
Bungan Jantan 11,2 24 16,1 6,6 4,4
Jumlah 192,5 47,6 251,4 61,3 99,3

Sumber : Siahaan et.al (1990)

Jumlah Pupuk yang diangkut oleh Tanaman Kelapa Sawit per Ha/tahun

Komponen Jumlah unsure Hara (kg/ha/thn)
Urea SP36 KCl Kieserite Dolomit
Pertumbuhan Vegetatif 88,9 19,7 354 70,7 86,8
Pelepah Daun yang ditunas 146,1 56,6 548 137,7 169
Produksi TBS (25 ton/ha) 159,1 73,8 594 127,9 156,9
Bungan Jantan 24,4 152,7 102 40,6 49,8
Jumlah 418,5 302,8 1.599 376,9 462,5

Dihitung berdasarkan data jumlah hara oleh Siahaan et.al (1990)

F. Waktu Dan Frekwensi Pemupukan

Waktu Pemupukan
• Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bulan.
• Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
• Pupuk Dolomit dan Rock Phosphate diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP (KCl) dan rea/Z A.
• Jarak waktu penaburan Dolomit/Rock Phosphate dengan Urea/Z A minimal 2 minggu.
• Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2 (dua) bulan.


Frekwensi Pemupukan

• Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur - kondisi tanaman.
• Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekwensi yang lebih banyak.
• Frekwensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu kegiatan kebun lainnya. 

Sumber :  http://sawitkalbar.blogspot.com/2008/03/pemupukan.html

ANEKA PUPUK CAIR DAN HORMON



Pupuk Organik Cair yang Lengkap Sempurna untuk Pertumbuhan dan Produksi Tanaman secara maksimal

Pupuk Cair "Suburi" mengandung Humic Acid sekitar 60% yang merupakan zat vital untuk kesuburan, pert umbuhan, dan produksi tanaman.
Suburi Liquid berperan dalam :
  • Menyempurnakan pertumbuhan secara menyeluruh (pembentukan daun, bunga, dan buah)
  • Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit
Suburi Liquid dapat digunakan pada semua jenis tanaman dan padasetiap fase pertumbuhan serta aman bagi lingkungan.
Suburi Liquid sangat mudah dalam aplikasinya. Cukup 1-5cc Suburi Liquid di encerkan/dilarutkan dalam 1lt air, siram atau semprotkan secara merata dan ulangi pemberian 2-3kali seminggu



PUPUK CAIR MITAGROW

Pupuk cair mitagrow merupakan pupuk cair plus dengan nutrisi lengkap, sangat berguna bagi tanaman, dengan fungsi : mempercepat pertumbuhan tunas baru, mempercepat tumbuhnya akar, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit, mempercepat proses pembungaan, dan mencegah kerontokan. Selain itu, pupuk ini sangat mudah diserap tanaman, dan aman bagi manusia, hewan dan lingkunan.






PUPUK CAIR PRIMATIARA (Khusus cabe)
Pupuk cair Primatiara merupakan penemuan formula baru, diolah dengan bahan pilihan yang telah disempurnakan. Khusus untuk merangsang pertumbuhan daun, akar, batang, bunga, dan buah, sehingga dapat meningkatkan hasil panen dan menambah berat terhadap tanaman cabe dan menambah daya tahan terhadap penyakit terutama penyakit layu pada cabe.






PUPUK CAIR SARITRUBUS (Khusus Bawang Merah)

Pupuk cair Saritrubus merupakan pupuk cair khusus untuk bawang merah yang telah memiliki kandungan komplit, krn merupakan pupuk daun, batang, dan umbi sekaligus jadi satu. Kegunaannya adalah untuk mempercepat tumbuhnya tanaman bawang, merangsang pertumbuhan, pembentukan dan memperbesar umbi bawang merah, meningkatkan daya tahan tanaman bawang merah sehingga dapat memperbaiki daya simpan lebih lama, mudah diserap tanaman, aman bagi manusia, hewan, dan lingkungan.







PUPUK CAIR Khas RAJAWALI
Pupuk cair Khas Rajawali merupakan pupuk cair plus dengan nutrisi lengkap dan sudah mengandung hormon giberelin yang sangat berguna bagi tanaman, dengan fungsi : mempercepat pertumbuhan tunas baru, mempercepat tumbuhnya akar, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit, mempercepat proses pembungaan, dan mencegah kerontokan. Selain itu, pupuk ini sangat mudah diserap tanaman, dan aman bagi manusia, hewan dan lingkunan.




PROSIL B 6.20.45

Prosil B merupakan pupuk daun yang berbentuk kristal mudah larut dalam air dengan cepat dan sempurna.
Prosil B untuk hasil maksimal digunakan pada saat tanda-tanda pada pembentukan kuncup bunga/umbi. Penggunaan dapat dicampur pestisida lain kecuali yang bersifat alkalis.
Prosil B mengandung unsur utama mikro ditambah dengan makro dan vitamin.







PROSIL D 30.12.10

Prosil D merupakan pupuk daun yang berbentuk kristal mudah larut dalam air dengan cepat dan sempurna.

Prosil B untuk hasil maksimal disemprotkan secara merata pada daun, batang tanaman.. Penggunaan dapat dicampur pestisida lain kecuali yang bersifat alkalis.
Prosil B mengandung unsur utama mikro ditambah dengan makro dan vitamin.




Sumber : http://pupukplus.blogspot.com/2010/07/aneka-pupuk-cair.html

BERBAGAI MACAM JENIS PUPUK


NPK 7-7-7 SUPER BAHARI

Ijin Deptan : G 853/DEPTAN-PPI/VII/2009
SNI : 089/LS-Pro/SNI/2009
Pupuk NPK Super Bahari merupakan pupuk NPK yang disamping mengandung unsur Makro primer N, P, K, juga mengandung unsur makro sekunder Ca, Mg, S, dan unsur mikro Zn, Br, Mo. Ketersediaan unsur tersebut akan memacu tanaman tumbuh cepat dan berproduksi secara optimal.
Kandungan unsur hara : N 7,22%, P2O5 7,22 %, K2O 7,57%, CaO 20%, Mg 2%, Sulfat 2%, Unsur mikro Zn, Mn, Fe, Cu, Bo, dan silikat.



NPK 16-16-16 / 15-15-15 DAUN SEGAR
Kandungan (N 16%, P2O5 16%, K2O 16%)
Ijin Deptan : G035/DEPTAN-PPI/I/2006
SNI : 02-3776-2003

NPK Daun Segar merupakan pupuk NPK yang mempunyai kandungan N 16%, P2O5 16% dan K2O 16%

Kandungan dalam NPK Daun Segar hampir seluruhnya larut dalam air sehingga seluruhnya dapat terserap oleh tanaman serta kandungan unsur hara yang lengkap dan berimbang baik unsur makro maupun mikro menjadikan tanaman sehat dan kuat


NPK ELANG SUPER 16

Pupuk NPK ELANG SUPER hampir seluruhnya larut dalam air sehingga dapat seluruhnya terserap oleh tanaman serta unsur hara makro yang lengkap yaitu nitrogen, posphat, dan kalium dan hara mikro seperti Mgo, Ca, S, Protein dan lain-lain menjadikan tanaman sehat dan kuat.

hampir tidak ada resiko salah dalam mencampur dan menggunakan dilapangan. Kandungan unsurnya merata dalam setiap butiran dan berimbang.


NP
K MUTIARA 16-16-16

Pupuk NPK dengan kandungan NPK 16-16-16

pupuk ini sudah sangat familiar di kalangan petani dengan berbagai keunggulanya.






Pupuk NK FLORAMAS merupakan pupuk dengan kandungan N (Nitrogen) +/- 22,62%, dan K2O +/- 8,72.









Pupuk Pembenah Tanah merk PHOSKA, merupakan pupuk dengan fungsi sebagai pembenah tanah, dengan kandungan CaO 15,66%, MgO 10,36%, Al2O3 + Fe2O3 0,22% dan SiO2 0,16%.








NPK KEL APA SAWIT
(NPK maks : 12 20 12)
Ijin Deptan : G314/DEPTAN-PPI/VII/2007
Ijin Memperindag : 089/M/SK/ILMK/VIII/1998
SNI
Pupuk NPK Kelapa Sawit merupakan pupuk dengan kandungan NPK yang di formulasikan untuk tanaman perkebunan kelapa sawit, tetapi dapat juga di aplikasikan pada tanaman pertanian. Selain mengandung unsur hara makro primer seperti Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K), pupuk kelapa sawit juga meng andung unsur hara makro sekunder yang juga sangat di butuhkan tanaman seperti Ca, MG, dan S. Fungsi NPK Kelapa Sawit : Mempercepat pertumbuhan tanaman dtan menjadikan tanaman lebih sehat dan kuat.Praktis, hemat biaya, hemat waktu, dan dosis pupuk lebih terukur.Lebih efisien karena sekali pemberian pupuk sudah mencakup u nsur hara makro,mikro, dan organik yang dibutuhkan tanaman.
Mengapa harus menggunakan pupuk berimbang NPK Kelapa Sawit,
  • Mempercepat pertumbuhan tanaman dan menjadikan tanaman lebih sehat dan kuat
  • Praktis, hemat biaya, he mat waktu dan dosis lebih terukur
  • Lebih efisien, karena sekali pemberian pupuk sudah sekaligus mencakup unsur hara makro, mikro dan organik yang dibutuhkan tanaman



NPK BHOS
KA

(NPK maks : 16 14 11)

Ijin Deptan : G708/PPI/II/2009
Pupuk NPK Bhoska merupakan pupuk yang bisa diaplikasikan untuk semua jenis tanaman pertanian maupun perkebunan dengan ha rga yang terjangkau. Dengan keunggulan paket teknologi pupuk Bhoska dapat menunjang produksi pangan, pendapatan dan kesejahteraan petani.
Tersedi a dalam kemasan 25kg dan 50kg.

Manfaat Pupuk NPK Bhoska:
  • Menjadikan daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun yang sangat penting bagi proses fotosintes
  • Mempercepat pertumbuhan tanaman, mempercepat pencapaian tinggi tanaman maksimum dan jumlah anakan maksimum
  • Memacu pertumbuhan akar, perakaran lebih lebat sehingga tanaman menjadi sehat dan kuat
  • Menjadikan batang lebih tegak, kuat dan mengurangi resiko rebah
  • Meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama penyakit tanaman
  • Memperbanyak jumlah butir gabah per malai

PUPUK NPK MENJANGAN
(Kandungan maks. 15-13-19)
Ijin Deptan G.642.PPI XI/2008
Pupuk NPK Menjangan merupakan pupuk yang mengandung unsure Nitrogen, Posphat, dan Kalium dan mampu menggantikan kehilangan unsure hara dari pupuk N (urea) dan unsure K dari pupuk KCL yang tercuci air karena mudah sekali larut dalam air. Pupuk Menjangan dapat diaplikasikan untuk semua jenis tanaman baik tanaman pertanian maupun perkebunan. Kegunaan Pupuk menjangan :
  • Mempercepat, memperbanyak, memperpanjang dan memperkuat perakaran tanaman sehingga meningkatkan penyerapan hara.
  • Mempercepat, memperbesar, dan memperkuat pertumbuhan tanaman dan mencegah kekerdilan tanaman
  • Mempercepat, memperbanyak, dan menyehatkan pertumbuhan tunas
  • Meningkatkan fotosintesa sehingga pembentukan zat tepung, gula dan protein akan meningkat
  • Memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan produksi buah
  • Mengurangi kerontokan bunga dan buah. Dengan Pupuk Menjangan jumlah mutu hasil tanaman akan meningkat, sehingga pendapatan petani akan meningkat pula.
UREA (nonsubsidi), ZA, KCL (Rusia) dan KCL (Canada)
 
 
 
 
 
PUPUK ORGANIK GUANO

SP - 27 Cap PADI KUNING (Kadar P2O5 sekitar 18%)
Pupuk SP-27 Cap Padi Kuning dapat merangsang pertumbuhan dan kesuburan semua jenis tanaman, berguna untuk memperbaiki sifat fisik tanah serta meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, mempercepat pertubuhan akar yang sehat sehingga dapat mengambil unsur hara didalam tanah lebih banyak dan tanaman menjadi kuat.
Pupuk SP-27 Cap Padi Kuning, untuk tanaman semusim sebaiknya digunakan sebagai pupuk dasar sedangkan untuk tanaman tahunan diberikan pada awal atau akhir musim hujan atau segera setelah masa panen, dan dapat digunakan bersama dengan pupuk lain.




PUPUK SSP-18
(kandungan P2O5 ± 18,72% dan S ± 3,94%)
Ijin Deptan : G 506/DEPTAN-PPI/VII/2008
Pupuk Super Phospat (SSP-18) merupakan pupuk unggul saat ini dan akan datang, toleransi yang luas dapat digunakan pada berbagai jenis tanaman dengan tingkat kesuburan tanah. Dengan kandungan hara utama Pospor (P) dalam bentuk P2O5 18% dan unsure makro lain Ca, Mg, S, juga terdapat unsure mikro yang sangat dibutuhkan tanaman.
Manfaat dan Kegunaan Pupuk SSP-18 :
  • Bentuk granular memudahkan aplikasi di lapanganBersifat netral sehingga tidak mempengaruhi keasaman tanah
  • Kandungan hara yang cukup dan tersedia akan mudah merangsang tanaman tumbuh sehat dan kuat dengan system perakaran yang kokoh untuk menjaga agar kondisi tanah tetap seimbang
  • Unsure hara pospor yang terdapat dalam pupuk SSP-18 hampir seluruhnya larut dalm air dan dapat diserap tanaman secara bertahap, sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi selama periode pertumbuhan
  • Kadar air rendah sehingga lebih efisien dalam pengangkutan dan penyimpanan
  • Sebagai pupuk alternatif yang ekonomis dan efisien, serta diformulasikan ramah lingkungan dan kesehatan.
PUPUK ORGANIK DOFOSF G-21
Ijin Deptan : G 506/DEPTAN-PPI/VII/2008

TDI : 18/403.56/TDI/III/2008
Pupuk organik Dofosf G-21 diproduksi dengan sistem formulasi seimbang, yaitu untuk kebutuhan nutrisi tanaman dan perbaikan kualitas struktur tanah agar dapat meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian secara optimal, serta berorientasi untuk jangka panjang. Pupuk organik Dofosf G-21 diformulasikan lebih dari 12 macam bahan organik yang telah mengalami fermentasi sempurna (c/n ratio 5-7% dan C organik 10-15%) dan diperkaya dengan mineral macro, multivitamin, glukosa, asam amino dan humic acid. Sehingga menjadi pupuk organik lengk ap, disamping unsur hara makro nutrient (N,P,K,Ca,Mg,S) serta unsur hara tambahan mikro nutrient (Cu,Fe,B,Zn,dll) diaplikasikan dengan campuran organik plus vittan dalam bentuk granular memungkinkan unsur hara dapat diserap tanaman secara bertahap, sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi selama periode pertumbuhan dan menjadi stabilitas struktur tanah. Pupuk organik Dofosf G-21 juga sangat ramah lingkungan.



PUPUK ORGANIK GRANUL (CURAH)

Pupuk Organik ini di jual dalam bentuk masih curah sehingga pembeli dapat menentukan kemasan dan merk dagang sendiri.

Kapasitas : Banyak

Hasil Lab : C organik : 12.4% BO : 14.4% N total : 3.7% P2O5 : 10.5 ppm K2O : 9.2% pH : 7 Ca : 13.4% Mg : 1.2% (sumber : Lab ilmu tanah UPN yogyakarta)
PUPUK ORGANIK GRANUL "GREEN LEAF"

Kandungan : C Organik:12%, C/N:12-25%, pH:5-8, K2O:maks5%, P2O5 maks:5%, Unsur mikroba:min2% diameter:2-5mm.

Pupuk organik Green Leaf merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa hayati yang familiar dan mudah didapat di lingkungan.

Fungsi:
Menyediakan fungsi makro dan mikro lengkap senyawa organik komplek (enzim dan asam organik komplek) serta mikroorganisme yang menguntungkan.

Manfaat Produk:
  • Memperbaiki kesuburan fisik tanah dalam jangka panjang dan memacu aktivitas makro organisme tanah
  • Menghemat pemakaian pupuk anorganik dan mengandung ekstrak pestisida hayati
  • Bebas sporacendawan/jamur, biji gulma, telur/parasit hama, bakteri phatogen, termasuk gas beracun, bau, dan meningkatkan produksi tanaman


PUPUK KOTAK (Untuk Kelapa Sawit)
Pupuk kotak merupakan pupuk organik yang dalam penggunaanya ditempel pada pelepah kelapa sawit. Pupuk ini sangat efektif dan efisien karena semua unsurnya dapat di serap secara maksimal.
Keunggulan :
  • Efektif dan efisien karena penyerapan unsur oleh tanaman yang maksimal
  • Sangat cocok untuk tana man perkebunan kelapa sawit karena sudah teruji

 

GUANO (Kotoran Kelelawar)

Guano memiliki unsur hara yang lengkap untuk tanaman baik unsur makro dan mikro yang sangat berguna untuk
1. Memperbaiki dan memperkaya struktur tanah karena 40%
pupuk ini mengandung material organik.
2. Terkandung bakteria dan mikrobiotik flora yang bermanfaat
bagi pertumbuhan tanaman dan sebagai fungisida alami.
3. Kaya akan unsur makro fosfor (P) dan nitrogen (N). Oleh
karena itu jenis pupuk ini lebih dikenal sebagai pupuk organik fosfor.
4. Dapat digunakan pada semua jenis tanaman baik yang berada di dalam atau di luar ruangan,
dan ramah lingkungan 
 

upuk Lain

ZEOLITE adalah mineral natural yang menakjubkan karena kemampuannya yang luar biasa untuk menyerap(absorben) ,mengandung dan melepaskan ion-ion dan berkemampuan menyimpan mineral dan pupuk, nutrien, sehingga tanah yang ditanami dapat dipertahankan kesuburannya dan kegemburannya, karena zeolite mengandung macro dan micro nutrisi yang dibutuhkan tanaman, zeolite mempunyai pori-pori untuk menggemburkan tanah, zeolite mempunyai kemampuan penukar kation atau disebut juga CEC( Cation Exchange Capacity)
Kegunaan Zeolit antara lain :
1. Murah dibanding pupuk Kimia
2 Dapat menghemat pemakaian pupuk 40%
3 Meningkatkan hasil produksi 50%-80%
4 Menghindari kehilangan nutrisi pupuk melalui aliran air dan suhu panas
5 Menambah daya tahan tanaman dan mengurangi serangan penyakit(menyerap
racun-racun),karena SiO2 yang tinngi.
6 memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah
7 Bisa digunakan untuk semua tanaman
8 Mengubah PH tanah (keasaman) tanah menjadi ph subur (netral)
9 mengandung unsur hara untuk tanaman ( unsur makro dan mikro nutrien)
10 Menyerap logam-logam berat , supaya tidak ikut dalam tanaman
11.Menghemat pemakaian pupuk, karena ZEOLITE akan menyimpan pupuk/mengikatnya

KEKURANGAN PUPUK KiMIA
1.30%-40% dari nutrisi pupuk hilang terlarut melalui resapan air dan cuaca
panas(journal of oil palm research 1996,salisbury F>B, et al 1969)
2 Tidak merawat tanah dan tidak memperbaiki pengudaraan tanah
3 Tidak mengandung mikro nutrien

Dari penelitian di Malaysia melalui studi kelayakan di Malaysia dengan menggunakan campuran pupuk dan zeolit di dapatkan perbandingan terbaik adalah NPK : Zeolit = 3 : 2
Percobaan dilakukan pada perkebunan sawit (palm), dapat disimpulkan
1. Terjadi penghematan pupuk
2. Dapat meningkatkan hasil panen



PHOSPHAT ALAM Powder dan Granule
kadar P2O5 +/- 20%
Phosphat Alam berasal dari batuan phosfat hasil akumulasi, sedimentasi, kompaksi serta proses biokimia yang berlangsung secara alami dan dalam jangka waktu yang sangat lama. Unsur utama yang terkandung dalam mineral ini adalah fosfor dalam bentuk P2O5. Phosphat Alam sangat baik digunakan pada lahan pertanian maupun perkebunan.



DOLOMIT
Dolomit adalah mineral dengan unsur utama adalah MgO yang berbentuk batuan dengan warna putih keabu-abuan.
Fungsi dolomit di bidang pertanian : untuk menetralisir tanah yang sudah masam dan menahan keasaman yang ditimbulkan oleh pupuk urea. Pemberian pupuk yang terlalu banyak (dengan urea maupun kalium) akan menurunkan Mg sehingga menyebabkan kehilangan kemampuan berasimilasi dengan CO2. Dengan pemberian dolomit, pH tanah akan meningkat sehingga unsur-unsur N, P, K akan menjadi semakin baik.



PUPUK PRODAP












PUPUK PK









Sumber : http://pupukplus.blogspot.com/2005/07/pupuk-lain.html
 

BIBIT UNGGUL KELAPA SAWIT


DXP Yangambi
Potensi produksi TBS : 39 ton/ha/th Produksi TBS rata-rata : 25 – 28 ton/ha/th Potensi hasil (CPO) : 7,5 ton/ha/th Produksi CPO rata-rata : 5,8 – 7,3 ton/ha/th Rendemen minyak : 23 – 26% Produksi minyak inti : 0,62 ton/ha/th Kerapatan tanam : 130 pohon/ha Pertumbuhan meninggi : 0,60 – 0,75 m/th.
DXP Simalungun
Potensi produksi TBS : 33 ton/ha/th Produksi TBS rata-rata : 28,4 ton/ha/th Potensi hasil (CPO) : 7,9 ton/ha/th Potensi CPO rata-rata : 8,7 ton/ha/th Rendemen minyak : 26,5% Produksi minyak inti : 0,51 ton/ha/th Kerapatan tanam : 130 – 135 pohon/ha Pertumbuhan meninggi : 0,75 – 0,80 m/th.
DXP Bah Jambi
Potensi produksi TBS : 32 ton/ha/th Produksi TBS rata-rata : 22 – 24 ton/ha/th Potensi hasil (CPO) : 7,4 ton/ha/th Produksi CPO rata-rata : 5,7 – 6,2 ton/ha/th Rendemen minyak : 23 – 26% Produksi minyak inti : 0,62 ton/ha/th Kerapatan tanam : 130 pohon/ha Pertumbuhan meninggi : 0,65 – 0,85 m/t
DXP Dolok Sinumbah
Potensi produksi TBS : 31 ton/ha/th Produksi TBS rata-rata : 24 – 27 ton/ha/th Potensi hasil (CPO) : 7,7 ton/ha/th Produksi CPO rata-rata : 6,0 – 6,75 ton/ha/th Rendemen minyak : 23 – 25% Produksi minyak inti : 0,56 ton/ha/th Kerapatan tanam : 130 pohon/ha Pertumbuhan meninggi : 0,65 – 0,85 m/th.
DXP Lame
Potensi produksi TBS : 36 ton/ha/th Produksi TBS rata-rata : 26 – 27 ton/ha/th Potensi hasil (CPO) : 7,9 ton/ha/th Produksi CPO rata-rata : 5,9 – 7,0 ton/ha/th Rendemen minyak : 23 – 26% Produksi minyak inti : 0,60 ton/ha/th Kerapatan tanam : 143 pohon/ha Pertumbuhan meninggi : 0,55 – 0,70 m/th.
DXP Marihat
Potensi produksi TBS : 31 ton/ha/th Produksi TBS rata-rata : 24 – 25 ton/ha/th Potensi hasil (CPO) : 7,9 ton/ha/th Produksi CPO rata-rata : 6,0 – 6,3 ton/ha/th Rendemen minyak : 23 – 25% Produksi minyak inti : 0,54 ton/ha/th Kerapatan tanam : 143 pohon/ha Pertumbuhan meninggi : 0,6 – 0,7 m/th.
DXP AVROS
Potensi produksi TBS : 30 ton/ha/th Produksi TBS rata-rata : 24 – 27 ton/ha/th Potensi hasil (CPO) : 7,8 ton/ha/th Produksi CPO rata-rata : 5,5 – 7,0 ton/ha/th Rendemen minyak : 23 – 26% Produksi minyak inti : 0,54 ton/ha/th Kerapatan tanam : 130 pohon/ha Pertumbuhan meninggi : 0,6 – 0,8 m/th.
DXP SP 2
Potensi produksi TBS : 30 ton/ha/th Produksi TBS rata-rata : 24 – 27 ton/ha/th Potensi hasil (CPO) : 7,5 ton/ha/th Produksi CPO rata-rata : 6,2 – 6,8 ton/ha/th Rendemen minyak : 23 – 25% Produksi minyak inti : 0,51 ton/ha/th Kerapatan tanam : 143 pohon/ha Pertumbuhan meninggi : 0,65 – 0,85 m/th.
DXP SP 1
Potensi produksi TBS : 32 ton/ha/th Produksi TBS rata-rata : 25 – 28 ton/ha/th Potensi hasil (CPO) : 7,6 ton/ha/th Produksi CPO rata-rata : 6,5 – 7,3 ton/ha/th Rendemen minyak : 23 – 26% Produksi minyak inti : 0,49 ton/ha/th Kerapatan tanam : 143 pohon/ha Pertumbuhan meninggi : 0,40 – 0,55 m/th. DXP Yangambi Potensi produksi TBS : 39 ton/ha/th Produksi TBS rata-rata : 25 – 28 ton/ha/th Potensi hasil (CPO) : 7,5 ton/ha/th Produksi CPO rata-rata : 5,8 – 7,3 ton/ha/th Rendemen minyak : 23 – 26% Produksi minyak inti : 0,62 ton/ha/th Kerapatan tanam : 130 pohon/ha Pertumbuhan meninggi : 0,60 – 0,75 m/th.


sumber; Lembaga Riset Perkebunan Indonesia

SELEKSI BIBIT KELAPA SAWIT DI PRE NURSERY

Seleksi Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery
Seleksi bibit adalah kegiatan mengidentifikasi dan kemudian mengeliminasi ( memusnahkan ) semua bibit yang abnormal dan mempertahankan bibit yang benar-benar sehat dan bermutu baik. Oleh karena itu seleksi harus dilakukan dengan ketat, cermat dan hati-hati sehingga bibit yang dikirim untuk di tanam adalah bibit yang terbaik, serta harus dilaksanakan oleh petugas yang terlatih dan berpengalaman.
Pada akhir tahap Pre Nuresery, kecambah yang normal sudah memiliki 3 sampai 4 helai daun leanceolatus, ( daun yang belum membuka ). Pada saat terbuka sempurna, daun menjadi lebih panjang kira-kira 20 – 25 cm dan lingkar batang mencapai 4 cm.

Seleksi di Pre Nursery

Seleksi ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu :
Tahap I : Umur 2 - 4 minggu
Tahap II : Sesaat sebelum dipindahkan ke largebag ( Tahap Main Nursery ) yaitu pada unur 3 – 3.5 bulan
Besarnya seleksi pada masa Pre Nursery yang direkomendasi PT Socfind Indonesia adalah 14 % termasuk kecambah yang mati / rusak dalam perjalanan, kesalahan dalam penanaman dan bibit yang tumbuh abnormal akibat dari kelainan genetik Bibit hasil seleksi harus segera dimusnahkan.

Bibit yang diseleksi pada masa pre nursery
adalah sebagai berikut :
Bibit berputar / melintir ( twisted leaf )

Ini terjadi karena salah dalam menanam kecambah, atau penanaman terbalik sehingga daun berputar dan batang melintir. Mungkin juga akibat terkontaminasi herbisida yang mengandung hormon.
 
Daun sempit seperti rumput ( grass leaf )
Bentuk daun sempit dan tegak seperti rumput
 
Daun bergulung ( roller leaf )
Helaian daun bergulung sepanjang aksis vertikal, sehingga tampak seperti duri besar ( spike )
 
Daun berkerut ( crinkle leaf )
Bibit dengan pertumbuhan lamina terhambat di bagian tengah sehingga menyebabkan daun berkerut. Ini bisa terjadi karena adanya faktor genetis atau faktor rangsangan dari luar. Faktor rangsangan dari luar seperti kekeringan, akan menghambat pertumbuhan akar sehingga bibit berkerut. Penyiraman bibit yang cukup dan teratur seharusnya dapat memulihkan bibit dari kondisi ini. Untuk memastikan bibit berkerut karena faktor genetik, sulit di lakukan pada tahap perkembangan awal. Maka seleksi sebaiknya ditunda sampai bibit berumur sekitar 6 bulan. Pada saat bibit berumur 6 bulan, bibit berkerut yang disebabkan oleh rangsangan dari luar akan dapat pulih. Gejala bibit berkerut juga bisa disebabkan oleh defisiensi Boron.
 
Daun tidak membuka ( colante )
Helai daun bersatu, tidak terbuka atau hanya terbuka sebagian. Jika hal ini ditemukan dalam jumlah besar, kemungkinan adalah karena kekuarangan air. Sebaiknya lakukan dulu penyiraman yang cukup dan teratur. Setelah itu baru boleh dimusnahkan jika tidak ada perubahan. Kondisi ini bisa juga disebabkan oleh serangan hama serangga, terkontaminasi bahan kimia atau defisiensi Boron.
 
Bibit terkena penyakit
Bibit yang terserang penyakit Blast dan Curvularia kategori berat, sebaiknya dismusnahkan saja. Jika bibit terserang penyakit dalam jumlah nesar , segera adakan pengendalian penyakit.
 
Daun dengan strip kuning ( Chimaera )
Pada helaian daun terdapat bagian berwarna kuning berbentuk strip atau pita. Kondisi ini bisa terjadi di semua umur tanaman. Bahkan baru muncul setelah ditanam di lapangan. Hal ini terjadi karena faktor genetik, dimana bagian tertentu tidak mengandung klorofil.
 
Tanaman kerdil ( Runt )
Secara keseluruhan bentuk bibit termasuk dala kategori normal, tetapi ukuran bibit jauh lebih kecil. Selain terjadi karena faktor genetik, hal ini juga terjadi karena faktor lingkungan, seperti media tanah yang tidak memenuhi syarat : tanah tidak berasal dari top soil; tanah banyak mengandung liat, kayu dan batu, bekas bakaran atau tanah tersebut telah terkontaminasi herbisida. Bibit kerdil juga disebabkan kekurangan nitrogen sebagai akibat bibit tergenang air.

Sumber : http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2099726-seleksi-bibit-kelapa-sawit-di/