Kamis, 23 Desember 2010

ANALISA SISTEM PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERPADU

Sesuai dengan yang telah ada di lapangan sampai saat ini pada perkebunan kelapa sawit yang ada baru perencanaan PKS belum ada perencanaan sistem perkebunan PKS,
Di dalam penyusunan sistem terbuka artinya semua unsur menjadi beban dan didatangkan dari luar artinya sangat besar ketergantungannya.
Pada penyusunan VE perkebunan kelapa sawit ini akan disusun suatu sistem pertanian terpadu sehingga mata rantai sistem itu semuanya jadi tertutup sehingga tidak ada lagi ketergantungan dari umur perkebunan itu dan di lain sisi tidak akan terjadi fluktuasi harga biaya produksi.

PERKEBUNAN SAWIT
Pembangunan Perkebunan Sistem Tertutup
Perbandingan COS Produksi antara sistem terbuka dan sistem tertutup atau produksi konvensional dengan produksi CD
• Cost Produksi Konvensional
􀂈 Pupuk (10-20) Kg/Batang/Tahun
􀂈 Penyiangan Piringan (2-3) kali/tahun
􀂈 Penyiangan Gawang 2 kali/tahun
􀂈 Pemotongan Pelepah 12 kali/tahun
• Cost produksi CD :
- Pupuk Organik 10 Kg/batang/tahun : Produksi sendiri
- Penyiangan Piringan : Tidak ada
- Penanaman Palawija pada gawang : tidak dibayar
- Pemotongan pelepah : tidak di bayar

Aspek Pasar Dari Produksi
Setelah disusun analisa sistem pertanian terpadu pada perkebunan kelapa sawit dapat kita lihat beberapa kegiatan yang tadinya menjadi cost produksi tidak lagi menjadi beban tetapi tidak menjadi nilai ekonomi baru pad abahagian yang lain dan semua sistem tersebut dilaksanakan dengan metode community development.
Tetapi pada rancangan yang baru kelihatan timbul industri baru dan perkebunan baru diantaranya adalah :
- Perkebunan jagung di dalam perkebunan kelapa sawit dengan metode tumpang sari
- Peternakan sapi potong di areal perkebunan
- Industri (pabrik) Pupuk Organik lingkup di dalam atau dilingkungan pabrik kelapa sawit
- Industri pakan ternak di dalam unit lingkungan pabrik kelapa sawit.
Dan semua sistem baru yang ada merupakan industri baru yang berskala besar bahkan dapat dipastikan lebih besar dari industri CPO itu sendiri baik secara kualitas maupun kuantitas untuk itu perlu suatu analisa teknis untuk bersaing dengan produk lainnya.

ANALISA TEKNIS PRODUKSI INDUSTRI BARU
1. Perkebunan Jagung Dalam PKS
- Luas kebun/gawang untuk setiap 1,00 hektar di prediksi 75 % X 10.000 M2 = 7,500 m2.
- Jarak tanam 20 cm jadi untuk setiap 1 m2 25 batang untuk 7500 m2 = 187.500 batang.
- Umur jagung yang ditanam 2 bulan (60 hari) dengan metode pohon di cabut.
- Jumlah berat di waktu panen 60 hari 0,50 Kg/batang
- Total berat batang jagung 1 hektar/60 hari 187.500 x 0,50 Kg = 93.750 Kg.
- Prediksi kegagalan tumbuh sempurna 20 % jadi panen bersih yang diterima 0,80 % 75.000 Kg/2 bulan/hektar
- Pendapatan petani jangung seandainya dibeli perusahaan Rp 100/Kg = Rp 3.750.000/bulan/keluarga

2. Industri Pakan Ternak dari Batang Jagung
Jagung akan dijadikan pakan ternak tetapi melalui proses industri sehingga menjadi bentuk tablet dengan kondisi kering 10 % kadar air
- Upah giling Rp 100/Kg
- Upah pengeringan Rp 100/Kg
- Cetak dan packing Rp 100/Kg
- Analisa produksi pakan ternak batang jagung
- Susut akibat pengeringan 59 % harga bahan dasar menjadi Rp 200/Kg
- Biaya Produksi Rp 300/Kg
Biaya Total Produksi Rp 500/Kg Siap Jual
- Pendapatan industri setiap 1 hektar/1 bulan Rp 300 X 37.500 Kg = Rp 11.250.000/bulan dianggap bekerja pada 3 proses adalah 1 orang petani industri 11.250.000 : 3 = Rp 3.750.000/bulan

3. Peternakan Sapi Potong
Peternakan sapi dengan pakan olahan perkebunan sawit
- Prediksi bobot sapi yang dipelihara 400 Kg/ekor
- Kebutuhan pakan kering diprediksi 20 kg/hari
- Biaya pakan sapi setiap hari 20 x 500 = Rp 10.000
- Prediksi kenaikan sapi setiap hari 1,4 Kg/hari
- Nilai pertumbuhan sapi 1,4 X Rp 1400 = Rp 19.600 hari
- Pertumbuhan sapi cukup baik dan layak
- Pembuangan kotoran dengan pakan kering 10 % kadar air 60 % X 20 = 12 Kg/hari/kering
- Merupakan 40 % bahagian pupuk organin dinilai jual setelah proses Rp 1.000/Kg
- Purna Jual kotoran sapi setiap hari setelah proses bioteknologi (40 % biaya Produksi) 60 % X 12 X 1000 = Rp 7200/ekor/hari

4. Pemangkasan Daun/Pelepah Sawit
Pemangkasan daun sawit dilakukan setiap bulan jumlah berat daun dibanding produksi TBS adalah 4 kali berat TBS (berat minimum) diperkirakan produksi setiap hektar sawit untuk setiap bulan 100 X 30 Kg = 3000 Kg. Berat daun Sawit 3000 Kg = 12000 Kg/Ha/Bulan
- Daun sawit di coper dengan upah coper Rp 50 /Kg jadi harga daun setelah dicoper 50 X 12.000 = Rp 600.000/ha/bulan
- Daun sawit dapat dijadikan pakan ternak atau bahagian dari pupuk organik yang nilai-nilai gizinya cukup baik untuk ternak atau pupuk organik dan dapat dijadikan pupuk kembali.

5. Untuk menghidupkan PKS dari suatu perkebunan sawit biasanya energi untuk menghidupkan turbin sebagai penghasil listrik penggerak mesin-mesin PKS dengan sistem pembakaran cangkang dan tandan sawit dan hasil dari pembakaran ini akan didapatkan abu pembakaran yang cukup banyak setiap hari.

6. Komposisi pupuk organik untuk kebun kelapa sawit dengan komposisi seimbang sesuai dengan produksi minyak yang kaya dengan beta karotin. Komposisi seimbang untuk produksi 1 ton pupuk.
a. Kotoran sapi (ternak) kering/basah 40 %
b. Serbuk dan sawit kering/basah 40 %
c. Abu hasil pembakaran cangkang/Tandan sawit 10 %
d. Bekatul Kering/tepung king rice 10 %
e. Bakteri Pengurai NTJ45 2 liter/ton.

KONDISI HARGA DAN KEBUTUHAN PASAR
• Pakan Ternak dengan komposisi :
Protein 16 % TPN 60
Jakarta/Pulau Jawa Rp 1.000/Kg
Sumatera Utara Rp 1.300/Kg
• Pupuk Organik Lengkap
Jakarta/Pulau Jawa Rp 1.000/Kg
Jakarta Untuk Ekspor Rp 1.300/Kg
Sumatera Untuk Lokal Rp 25.000-Rp 40.000/25 Kg
• Anti hama/lumut organik
Jakarta/Pulau Jawa untuk lokal Rp 40.000/liter
Sumatera untuk lokal Rp 25.000-Rp 40.000/liter
• Sapi Potong Pejantan Murni
Jakarta/Pulau Jawa Untuk Lokal Rp 15.500-Rp 16.500/Kg bobot
Sumatera untuk lokal Rp 15.000-Rp 16.000/Kg bobot
• Sapi Potong Jantan Betina
Jakarta/Pulau Jawa Rp 14.500-Rp 15.500/Kg bobot
Sumatera untuk lokal Rp 14.500-Rp 15.000/Kg bobot

KESIMPULAN
Dari perencanaan perkebunan kelapa sawit yang ada sampai saat ini, analisa sistem pertanian yang dipakai masih sistem terbuka sehingga begitu besar pengaruh luar terhadap cost produksi.
Dan Indonesia mempunyai potensi besar untuk berkembang disisi ini karena wilayah yang luas dan telah sangat memasyarakat apalagi industri lanjutannya merupakan kebutuhan sehari-hari untuk hidup bagi manusia dan timbulnya merupakan pakan ternak strategis.
Dari penyusunan VE perkebunan kelapa sawit ini ada 4 (empat) sasaran yang hendak dicapai :
1. Pertumbuhan ekonomi baik ouner maupun karyawan perkebunan dengan nilai cost out menjadi cost in.
2. Pengentasan kemiskinan masyarakat petani dengan pendapatan diatas dua juta rupiah setiap keluarga.
3. Pembukaan lapangan kerja baru satu keluarga setiap hektar lahan perkebunan.
4. Pertanian yang berkelanjutan artinya produksi tanpa kimia dan pestisida.
Dari hasil penyusunan VE perkebunan kelapa sawit ditinjau dari perkembangan Agro Industri yang berbasis masyarakat benyaj yang berskala besar dengan standar ekspor :
1. Industri pupuk organik lengkap dan anti hama serta anti jamur organik
2. Industri pakan ternak
3. Industri peternakan sapi potong
4. Perkebunan jagung yang sama besarnya di PKS
Peluang pasar dilihat dari nilai harga jual dibandingkan dengan cost produksi karena peluang pasar juga dipengaruhi oleh berapa banyak nilai tambah yang dapat dipenuhi produk tersebut, Dari seluruh perancangan yang ada dilautan penyusunan VE. Perkebunan kelapa sawit ini disusun atas konsep perencanaan berbasis lingkungan sehingga adanya keseimbangan pembangunan untuk kemakmuran bangsa Indonesia.
Penyusun mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT dan semoga ilmu yang diredhainya adalah atas kehendaknya juga.

Sumber : http://www.fab.utm.my/download/ConferenceSemiar/ICCI2006S1PP20.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar