Kamis, 20 Januari 2011

KEUNGGULAN ITIK MOJOSARI SEBAGAI ITIK PETELUR

Itik merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan di DKI Jakarta. Populasinya
meningkat dari tahun ke tahun dan saat ini mencapai sekitar 56.000 ekor. Pemerintah DKI
Jakarta mencanangkan komoditas itik sebagai komoditas unggulan Wilayah Jakarta Timur
dan Jakarta Utara pada 5 tahun mendatang.
Salah satu masalah dalam pengembangan itik di DKI Jakarta adalah rendahnya
produktivitas karena kurangnya ketersediaan bibit itik yang baik kualitas genetiknya. Itik yang
ada saat ini beragam kualitas maupun asalnya. Untuk itu diperlukan dukungan penyediaan
itik unggul yang memiliki produktivitas tinggi, menghasilkan telur yang rasanya enak dan
digemari konsumen.

JENIS ITIK DI DKI JAKARTA
Itik Indonesia mula-mula berasal dari Jawa, di Inggris itik ini dikenal dengan nama
INDIAN RUNNER (Anas javanica). Itik jenis ini umumnya disebut itik Jawa, karena tersebar
dan berkembang di berbagai daerah di Pulau Jawa.
Berbagai jenis itik lokal dikenal penamaannya berdasarkan wilayah asal dan sifat
morfologis seperti itik Alabio, itik Tegal dan itik Mojosari. Itik yang banyak dibudidayakan di
DKI Jakarta antara lain itik Tegal, itik Mojosari, itik Bali, itik Alabio dan itik Maros, dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
1 Kepala kecil leher agak panjang.
2 Paruh agak pipih dan tipis.
3 Badan kuat bentuk bulat panjang, berdiri tegak lurus ke atas seperti botol bir.
4 Warna bervariasi, warna dominan coklat muda dengan warna kaki kuning, hitam atau
kemerahan.
5 Berat betina rata-rata 2 kg dan berat jantan rata-rata 2,5 kg.
6 Produksi telur 200-300 butir/ tahun dengan berat rata-rata 70 gram.

ITIK UNGGUL MOJOSARI
Itik Mojosari merupakan salah satu itik petelur unggul lokal yang berasal dari
Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Itik ini berproduksi lebih tinggi dari pada itik Tegal. Itik
Mojosari berpotensi untuk dikembangkan sebagai usaha ternak itik komersial, baik pada
lingkungan tradisional maupun intensif.
Bentuk badan itik Mojosari relatif lebih kecil dibandingkan dengan itik petelur lainnya,
tetapi telurnya cukup besar, enak rasanya dan digemari konsumen.
Ciri-ciri itik Mojosari, antara lain:
1 Warna bulu kemerahan dengan variasi coklat kehitaman, pada itik jantan ada 1-2 bulu
ekor yang melengkung ke atas.
2 Warna paruh dan kaki hitam.
3 Berat badan dewasa rata-rata 1,7 kg.
4 Produksi telur rata-rata 230-250 butir/tahun.
5 Berat telur rata-rata 65 gram.
6 Warna kerabang telur putih kehijauan
7 Masa produksi 11 bulan/tahun.
Itik Mojosari yang bertelur pertama kali pada umur 25 minggu memiliki masa produksi
lebih lama, bisa sampai 3 periode masa produktif.
Setelah umur 7 bulan produksinya mulai stabil dan banyak. Dengan perawatan yang
baik produksi perhari dapat mencapai rata-rata 70-80% dari seluruh populasi.


ADAPTASI ITIK MOJOSARI DI DKI JAKARTA
Itik Mojosari cukup beradaptasi di DKI Jakarta. Hasil pengkajian IP2TP Jakarta di
Wilayah Kelurahan Rorotan Jakarta Utara menunjukkan bahwa itik ini mampu berproduksi
sekitar 203 butir per tahun, lebih tinggi dari itik lokal yang berproduksi sekitar 188 butir per
tahun.
Hasil tersebut diperoleh dengan pemberian pakan sebanyak 150 gram/ekor/hari.
Pakan yang diberikan memiliki kandungan protein 21% dan energi untuk bertelur sebesar
2.970 kilo kalori per kg.
Kualitas telur yang dihasilkan cukup baik dilihat dari ukuran, warna kuning telur, tebal
kerabang dan kekentalan putih telurnya. Berat telurnya rata-rata sekitar 64,5 gram per butir.
Kecocokan itik Mojosari di Wilayah DKI Jakarta, juga dapat dilihat dari tingkat
kematian yang hanya 0,75% dan kekebalan yang lebih tinggi terhadap penyakit dan parasit.


Sumber: IP2TP Jakarta, 2000. Laporan Hasil Kegiatan Gelar Teknologi Penerapan Sistem Usahatani Itik Petelur dl DKI Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar